Kisah Anak Durhaka Beli Daging Babi Untuk Ibu Berbuka Puasa
Kisah ini adalah sebuah kisah yang sungguh dapat menjadi pelajaran bagi kita sebagai seorang muslim yang harus berbakti dan menghormati kedua orang tua kita. Disaat semua telah terjadi yang membuat kedua orang tua kita kecewa akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari yang tidak akan bisa hilang begitu saja.

Kisah seorang anak yang memberikan daging babi kepada kedua orang tuanya untuk berbuka puasa adalah sebuah kejadian yang sangat menyentuh relung hati kita sebagai seorang muslim. Kenapa ada anak berkelakuan seperti itu. Semoga kita dijauhkan dari keturunan yang mempunyai sifat akhlak tercela dan kita senantiasa diberikan keturunan yang sholeh sholehah yang akan mengharumkan nama kedua orang tuanya kelak, aamiin. Berikut cerita mengenai anak durhaka belikan daging babi untuk ibu berbuka puasa tersebut,

Sekitar awal 90-an, seorang pemuda 30-an menjerit-jerit seorang diri di rumahnya tiap kali sampai waktu maghrib, terutamanya di bulan Ramadhan. Dia meraung setiap hari bagaikan orang yang diserang histeria. Seseorang membawa lelaki itu bertemu dengan Ustadz, yang ketika itu bertugas sebagai pensyarah UITM KELANTAN untuk diobati.

Pemuda itu kemudian menceritakan satu peristiwa menyayat hati.

Ceritanya beberapa tahun sebelum itu dia tinggal dengan Ibunya. Dia seorang yang nakal dan liar. Tidak mengerjakan sholat dan berpuasa.

Suatu hari Ibunya meminta dia belikan lauk untuk berbuka puasa, lelaki itu sedang tidur. Dia tak mau pergi ke pasar. Berulang kali disuruh sang Ibu, dia tetap tidak mau pergi.

Hingga akhirnya dengan perasaan marah kepada Si Ibu yang terus memaksa, dia terus ke pasar dengan hati yang tidak ikhlas, dibelinya daging untuk Ibunya memasak. Si Ibu gembira, berselera dia berbuka puasa hari itu.

Pemuda itu berhenti bercerita kepada Ustadz. Tiba-tiba dia menangis lagi. Meraung bagaikan dirasuki syaitan. Dalam sedu tangisnya dia bertanya,

” Ustadz tau daging apa yang saya beli ?”, Ustadz menggeleng kepala tanda dia tidak tau.

” Daging apa ?” Tanya Ustaz kembali.

” Saya beli daging babi Ustadz ! Saya berdosa Ustadz, “ jawab pemuda itu.

Ustaz ternganga tidak berkata. ” Masya Allah ” Hanya itu saja yang mampu diungkapkan.

Lelaki itu meneruskan ceritanya

” Pernah satu hari dalam bulan Ramadhan saya belikan daging ular yang siap dipotong untuk Ibu saya menyediakan lauk berbuka puasa “

” Saya beritahu Ibu, saya belikan ekor lembu untuk Ibu buat sup. Maghrib itu Ibu berbuka dengan sup ular yang disangkanya sup ekor lembu “, Ya Allah besarnya dosa.

Dalam sedu tangisnya pemuda itu memberi tahu Ustadz itu lagi. Ibunya selepas itu ditimpa sakit dan meninggal dunia. Selepas meninggal dunia pemuda itu telah insaf dan bertaubat.

Tetapi setiap kali tiba waktunya maghrib terutama bulan Ramadhan, pemuda itu tidak dapat melupakan kejahatannya memberi Ibunya berbuka puasa dengan daging babi dan ular.

Dia tak mampu menahan perasaan bersalahnya ketika itu. Menyebabkan dia akan menangis setiap hari mengenang dosa-dosa kepada si Ibu yang sudah tiada.

Semua jamaah yang mengikuti tazkirah malam itu terhanyut sekali. Bayangkan pada zaman modern ini ada anak yang sanggup memperlakukan Ibunya sendiri seperti dilakukan pemuda tadi.

Ustadz menghabiskan tazkirah malam itu dengan mengingatkan Hadist Nabi bahwa malaikat berdo’a, laknat Allah ke atas mereka yang mengabaikan kedua Ibu Bapaknya ketika mereka telah tua.

Dua orang, Ibu Bapak boleh memelihara sepuluh orang anak hingga remaja. Tetapi sepuluh orang anak belum tentu dapat menjaga kedua orang tua ketika mereka sudah tua.

Kisah Anak Durhaka Beli Daging Babi Untuk Ibu Berbuka Puasa

Kisah Anak Durhaka Beli Daging Babi Untuk Ibu Berbuka Puasa
Kisah ini adalah sebuah kisah yang sungguh dapat menjadi pelajaran bagi kita sebagai seorang muslim yang harus berbakti dan menghormati kedua orang tua kita. Disaat semua telah terjadi yang membuat kedua orang tua kita kecewa akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari yang tidak akan bisa hilang begitu saja.

Kisah seorang anak yang memberikan daging babi kepada kedua orang tuanya untuk berbuka puasa adalah sebuah kejadian yang sangat menyentuh relung hati kita sebagai seorang muslim. Kenapa ada anak berkelakuan seperti itu. Semoga kita dijauhkan dari keturunan yang mempunyai sifat akhlak tercela dan kita senantiasa diberikan keturunan yang sholeh sholehah yang akan mengharumkan nama kedua orang tuanya kelak, aamiin. Berikut cerita mengenai anak durhaka belikan daging babi untuk ibu berbuka puasa tersebut,

Sekitar awal 90-an, seorang pemuda 30-an menjerit-jerit seorang diri di rumahnya tiap kali sampai waktu maghrib, terutamanya di bulan Ramadhan. Dia meraung setiap hari bagaikan orang yang diserang histeria. Seseorang membawa lelaki itu bertemu dengan Ustadz, yang ketika itu bertugas sebagai pensyarah UITM KELANTAN untuk diobati.

Pemuda itu kemudian menceritakan satu peristiwa menyayat hati.

Ceritanya beberapa tahun sebelum itu dia tinggal dengan Ibunya. Dia seorang yang nakal dan liar. Tidak mengerjakan sholat dan berpuasa.

Suatu hari Ibunya meminta dia belikan lauk untuk berbuka puasa, lelaki itu sedang tidur. Dia tak mau pergi ke pasar. Berulang kali disuruh sang Ibu, dia tetap tidak mau pergi.

Hingga akhirnya dengan perasaan marah kepada Si Ibu yang terus memaksa, dia terus ke pasar dengan hati yang tidak ikhlas, dibelinya daging untuk Ibunya memasak. Si Ibu gembira, berselera dia berbuka puasa hari itu.

Pemuda itu berhenti bercerita kepada Ustadz. Tiba-tiba dia menangis lagi. Meraung bagaikan dirasuki syaitan. Dalam sedu tangisnya dia bertanya,

” Ustadz tau daging apa yang saya beli ?”, Ustadz menggeleng kepala tanda dia tidak tau.

” Daging apa ?” Tanya Ustaz kembali.

” Saya beli daging babi Ustadz ! Saya berdosa Ustadz, “ jawab pemuda itu.

Ustaz ternganga tidak berkata. ” Masya Allah ” Hanya itu saja yang mampu diungkapkan.

Lelaki itu meneruskan ceritanya

” Pernah satu hari dalam bulan Ramadhan saya belikan daging ular yang siap dipotong untuk Ibu saya menyediakan lauk berbuka puasa “

” Saya beritahu Ibu, saya belikan ekor lembu untuk Ibu buat sup. Maghrib itu Ibu berbuka dengan sup ular yang disangkanya sup ekor lembu “, Ya Allah besarnya dosa.

Dalam sedu tangisnya pemuda itu memberi tahu Ustadz itu lagi. Ibunya selepas itu ditimpa sakit dan meninggal dunia. Selepas meninggal dunia pemuda itu telah insaf dan bertaubat.

Tetapi setiap kali tiba waktunya maghrib terutama bulan Ramadhan, pemuda itu tidak dapat melupakan kejahatannya memberi Ibunya berbuka puasa dengan daging babi dan ular.

Dia tak mampu menahan perasaan bersalahnya ketika itu. Menyebabkan dia akan menangis setiap hari mengenang dosa-dosa kepada si Ibu yang sudah tiada.

Semua jamaah yang mengikuti tazkirah malam itu terhanyut sekali. Bayangkan pada zaman modern ini ada anak yang sanggup memperlakukan Ibunya sendiri seperti dilakukan pemuda tadi.

Ustadz menghabiskan tazkirah malam itu dengan mengingatkan Hadist Nabi bahwa malaikat berdo’a, laknat Allah ke atas mereka yang mengabaikan kedua Ibu Bapaknya ketika mereka telah tua.

Dua orang, Ibu Bapak boleh memelihara sepuluh orang anak hingga remaja. Tetapi sepuluh orang anak belum tentu dapat menjaga kedua orang tua ketika mereka sudah tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar