Kemurahan Hati Seorang Badui |
Ini adalah sebuah kisah nyata. Aku mempunyai beberapa saksi yang menguatkan kisah ini. Hal ini terjadi ketika aku di Mauritania dan tinggal dengan suku Badui.
Pada suatu malam kami bersama dengan para ulama disana, salah satunya adalah Ibrahim Awsi. Salah seorang ulama yang hadir berkata “Ketika anda sampai ke Isbir mungkin anda akan mengalami kesulitan. Dan jika demikian, pergilah beberapa ratus meter ke timur dan insya Allah anda akan menemukan bantuan.”
Kami meninggalkan kemahnya, ketika kami sampai ke tempat bernama Isbir, truk kami terbenam lumpur karena hujan. Ini kemungkinan jam 10.30 - 11.00 pada malam hari. Disana sangat gelap dan aku bersama Syekh Khatri yang sudah bersama kami sejak di California. Aku ingat pesan ulama yang berkata untuk pergi ke timur jika mendapat masalah. Jadi kami melakukan sesuai instruksinya.
Kami mendatangi kemah dan di dalamnya ada seorang pria Badui. Pria Badui itu mengambil dombanya, menyembelihnya, dan memasaknya untuk kami.
Malam itu hujan dan berangin. Kami pun tertidur sementara pria Badui itu memegangi tiang penyangga tendanya. Ketika kami bangun untuk shalat Shubuh, dia masih disana memeganginya.
Dia menghabiskan seluruh malam memegangi tiang tendanya karena tidak mau tendanya menimpa kami.
Subhanallah. Itulah yang dinamakan kemurahan hati. Beberapa orang yang paling murah hati yang pernah kutemui di sepanjang hidupku adalah orang-orang miskin. Namun seringkali kita berlaku tidak adil pada mereka. Kita seringkali tidak memperhatikan kebutuhan mereka. Kita haruslah ingat akan firman Allah s.w.t dalam sebuah hadist qudsi:
“Berikanlah (bersedekahlah) wahai keturunan Adam, dan Aku akan memberi kepada kalian.” (Hadist Qudsi dalam Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar