Aku Dapat Undangan Ke Pernikahan Teman Kuliahku Tapi Ternyata Aku Dipermalukan
Pengantin perempuan adalah teman kuliahku dulu. Meskipun sudah lama tak bertemu, tapi ketika aku dapat surat undangan pernikahannya, hatiku senang sekali.

Aku khususkan hari itu dengan pergi ke kota dimana pernikahannya akan dilangsungkan. Hari H-nya, aku bangun pagi dan pergi ke salon untuk merapikan penampilanku. Tetapi miris hatiku ketika aku tahu kalau sebenarnya aku tidak diundang olehnya.

Aku merasa aneh! Aneh sekali! penyambut tamu bahkan memastikan ke keluarga pengantin soal undangan yang aku terima. Seketika itu juga, ibu dari pengantin datang menemuiku dan dia langsung mengenaliku dan meminta maaf.

Tidak lama setelah itu, penyambut tamu juga sudah menyiapkan meja untukku. Setelah aku meletakkan barang – barangku, aku beserta ibu dari pengantin pergi menemui pengantin baru ini.

Awalnya aku senang karena aku akan bertemu dengan dia, tapi respon yang aku dapatkan adalah, "Buat apa loe datang kemari? Baju apa sih yang loe pakai? Nggak malu pakai pakaian gini!?"

Sedih, kesal, bercampur aduk menjadi satu waktu itu. Aku memang gemuk, tapi aku pakai pakaian yang pantas di pernikahannya, tetapi kenapa dia begitu judes kepadaku yang sengaja jauh – jauh datang ke pernikahannya. Aku malu! Tapi, ibunya menamparnya dengan sangat keras.

Pengantin tak percaya dengan apa yang ibunya buat, "Ma! Kenapa sih? Aku memang tidak pernah ngundang si cewek gendut jelek ini datang. Toh kita juga nggak kekurangan undangan! Aku tidak akan taruh nama dia di list tamu, aku malu! Malu banget!"

Setelah itu, ibu dan anak ini mulai beradu mulut, sampai – sampai pengantin pria datang dan memisahkan mereka. Ternyata pengantin pria ini adalah seniorku ketika SMA dulu.

Ayahnya dan ayahku juga rekan kerja satu kantor, mereka sudah saling mengenal, bahkan dekat. Orang tua pengantin pria marah ketika tahu apa yang pengantin wanita ini perbuat terhadapku dan mereka dengan amat sangat menyesal dan malu meminta maaf kepadaku. Mereka bahkan memberiku sedikit biaya transportasi untuk pulang ke kampung halamanku.

Akhirnya aku tahu, semua teman kuliah tidak diundang oleh sang pengantin hari itu, itu juga keputusan mutlak dari pengantin sendiri. Aku tidak tahu kenapa dia harus buat keputusan seperti itu?
Ya meskipun resepsi pernikahan hari itu berjalan lancar, tapi mereka tidak buat akte pernikahan mereka sehingga pernikahan mereka hari itu tidak sah.

Aku Dapat Undangan Ke Pernikahan Teman Kuliahku Tapi Ternyata Aku Dipermalukan

Aku Dapat Undangan Ke Pernikahan Teman Kuliahku Tapi Ternyata Aku Dipermalukan
Pengantin perempuan adalah teman kuliahku dulu. Meskipun sudah lama tak bertemu, tapi ketika aku dapat surat undangan pernikahannya, hatiku senang sekali.

Aku khususkan hari itu dengan pergi ke kota dimana pernikahannya akan dilangsungkan. Hari H-nya, aku bangun pagi dan pergi ke salon untuk merapikan penampilanku. Tetapi miris hatiku ketika aku tahu kalau sebenarnya aku tidak diundang olehnya.

Aku merasa aneh! Aneh sekali! penyambut tamu bahkan memastikan ke keluarga pengantin soal undangan yang aku terima. Seketika itu juga, ibu dari pengantin datang menemuiku dan dia langsung mengenaliku dan meminta maaf.

Tidak lama setelah itu, penyambut tamu juga sudah menyiapkan meja untukku. Setelah aku meletakkan barang – barangku, aku beserta ibu dari pengantin pergi menemui pengantin baru ini.

Awalnya aku senang karena aku akan bertemu dengan dia, tapi respon yang aku dapatkan adalah, "Buat apa loe datang kemari? Baju apa sih yang loe pakai? Nggak malu pakai pakaian gini!?"

Sedih, kesal, bercampur aduk menjadi satu waktu itu. Aku memang gemuk, tapi aku pakai pakaian yang pantas di pernikahannya, tetapi kenapa dia begitu judes kepadaku yang sengaja jauh – jauh datang ke pernikahannya. Aku malu! Tapi, ibunya menamparnya dengan sangat keras.

Pengantin tak percaya dengan apa yang ibunya buat, "Ma! Kenapa sih? Aku memang tidak pernah ngundang si cewek gendut jelek ini datang. Toh kita juga nggak kekurangan undangan! Aku tidak akan taruh nama dia di list tamu, aku malu! Malu banget!"

Setelah itu, ibu dan anak ini mulai beradu mulut, sampai – sampai pengantin pria datang dan memisahkan mereka. Ternyata pengantin pria ini adalah seniorku ketika SMA dulu.

Ayahnya dan ayahku juga rekan kerja satu kantor, mereka sudah saling mengenal, bahkan dekat. Orang tua pengantin pria marah ketika tahu apa yang pengantin wanita ini perbuat terhadapku dan mereka dengan amat sangat menyesal dan malu meminta maaf kepadaku. Mereka bahkan memberiku sedikit biaya transportasi untuk pulang ke kampung halamanku.

Akhirnya aku tahu, semua teman kuliah tidak diundang oleh sang pengantin hari itu, itu juga keputusan mutlak dari pengantin sendiri. Aku tidak tahu kenapa dia harus buat keputusan seperti itu?
Ya meskipun resepsi pernikahan hari itu berjalan lancar, tapi mereka tidak buat akte pernikahan mereka sehingga pernikahan mereka hari itu tidak sah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar