Mengumandangkan Adzan selama lebih dari 32 tahun
Mendengarkan adzan di Masjidil Haram Makkah merupakan pengalaman yang unik. rasa keimanan bercampur dengan kenikmatan melodi adzan yang akan membawa kita ke tingkatan spiritual yang lebih tinggi lagi.

Suara adzan itu sendiri terdengar megah dan agung memantul dari dinding kompleks masjid (yang sekarang sudah mampu menampung jutaan jemaah) dengan baik ditambah pula dengan pantulan suara pada jejeran gunung-gunung dan gedung tinggi yang mengelilingi mesjid.

Mengumandangkan adzan di Masjidil haram yang suci merupakan suatu kehormatan yang teramat tinggi sekali. Sheikh Ali Ahmad Mulla adalah salah satu dari muadzin yang beruntung itu. beliau memulai adzan di mesjid haram sejak umur 14 tahun.

Beliau menceritakan bahwa beliau pernah mengumandangkan adzan dari menara masjid bersama Abdul Hafeez Khoza, pamannya dari ibu, Abdul Rahman Mulla, Pamannya dari ayah, dan Ahmad Mulla, kakeknya,yang ke semuanya itu adalah muadzin di masjidil haram.

Mulla bercerita bagaimana adzan diperdengarkan saat belum ada speaker. “Muadzin naik ke tiap 7 menara, seperti menara Bab Al Umrah, Bab Al Ziyara, menara Bab Al Hekma dan memanggil untuk adzan disitu.” Koran Al-Madinah mengutipnya.

Aba-aba untuk memulai adzan diberikan oleh komandan muadzin yang bertempat di  Maqam Al-Shafie, dekat sumur zam zam. “tiap muadzin mengulang setiap kata-kata secara estafet dari muadzin sebelumnya sampai adzan selesai.” katanya. “tapi selama ramadhan, komandan memberikan instruksi dari menara Bab Al-Umrah kepada petugas di atas gunung terdekat dengan mesjid lalu kemudian dia menyalakan meriam.”

berbicara tentang pengalamannya selama karier, Mulla berkata: “pernah saya sedang siap siap untuk adzan lalu mati lampu, benar benar situasi yang memalukan. saya lalu memanjat ke tempat yang tertinggi untuk adzan. tapi sekarang sudah ada Batere cadangan sehingga keadaan seperti demikian tidak akan terulang.”

menurut Mulla, sekarang terdapat 16 muadzin di mesjid. dan selama ramadhan ada tambahan 6 muadzin. selain adzan, muadzin juga bertugas men support imam dengan mengulangi setiap komando sholah dengan suara yang keras. “ini sangat penting, terutama saat ramadhan, ketika banyak jamaah yang datang ke mesjid.”

Mulla percaya bahwa seorang muadzin harus mempunyai beberapa syarat, yang terpenting adalah moral yang baik, dan suara yang bagus, disamping itu pengetahuan islam yang memadai yang akan dapat mendukung tugasnya sebaik-baiknya.

setelah lulus dari Institute of Technical Education di Riyadh pada tahun 1970, Mulla berkerja sebagai guru di Abdullah ibn Al-Zubair Intermediate School. beliau secara resmi ditugaskan untuk menjadi muadzin di mesjdil haram pada tahun 1975. “saya tidak merasa takut ketika pertama berdiri di menara mesjid untuk memanggil sholat” katanya.

ketika ditanya muadzin paling senior di mesjid, dia menjawab, Sheikh Abdullah Basnawi, Abdul Rahman Basamji dan Ahmad Toufik. Dia berkata telah mendapat kehormatan untuk adzan di Mesjid Nabawi madinah. dia berharap anaknya yang tertua Atef akan menggantikan posisinya sebagai Muadzin suatu saat nanti.

32 tahun adzan di Makkah

Mengumandangkan Adzan selama lebih dari 32 tahun
Mendengarkan adzan di Masjidil Haram Makkah merupakan pengalaman yang unik. rasa keimanan bercampur dengan kenikmatan melodi adzan yang akan membawa kita ke tingkatan spiritual yang lebih tinggi lagi.

Suara adzan itu sendiri terdengar megah dan agung memantul dari dinding kompleks masjid (yang sekarang sudah mampu menampung jutaan jemaah) dengan baik ditambah pula dengan pantulan suara pada jejeran gunung-gunung dan gedung tinggi yang mengelilingi mesjid.

Mengumandangkan adzan di Masjidil haram yang suci merupakan suatu kehormatan yang teramat tinggi sekali. Sheikh Ali Ahmad Mulla adalah salah satu dari muadzin yang beruntung itu. beliau memulai adzan di mesjid haram sejak umur 14 tahun.

Beliau menceritakan bahwa beliau pernah mengumandangkan adzan dari menara masjid bersama Abdul Hafeez Khoza, pamannya dari ibu, Abdul Rahman Mulla, Pamannya dari ayah, dan Ahmad Mulla, kakeknya,yang ke semuanya itu adalah muadzin di masjidil haram.

Mulla bercerita bagaimana adzan diperdengarkan saat belum ada speaker. “Muadzin naik ke tiap 7 menara, seperti menara Bab Al Umrah, Bab Al Ziyara, menara Bab Al Hekma dan memanggil untuk adzan disitu.” Koran Al-Madinah mengutipnya.

Aba-aba untuk memulai adzan diberikan oleh komandan muadzin yang bertempat di  Maqam Al-Shafie, dekat sumur zam zam. “tiap muadzin mengulang setiap kata-kata secara estafet dari muadzin sebelumnya sampai adzan selesai.” katanya. “tapi selama ramadhan, komandan memberikan instruksi dari menara Bab Al-Umrah kepada petugas di atas gunung terdekat dengan mesjid lalu kemudian dia menyalakan meriam.”

berbicara tentang pengalamannya selama karier, Mulla berkata: “pernah saya sedang siap siap untuk adzan lalu mati lampu, benar benar situasi yang memalukan. saya lalu memanjat ke tempat yang tertinggi untuk adzan. tapi sekarang sudah ada Batere cadangan sehingga keadaan seperti demikian tidak akan terulang.”

menurut Mulla, sekarang terdapat 16 muadzin di mesjid. dan selama ramadhan ada tambahan 6 muadzin. selain adzan, muadzin juga bertugas men support imam dengan mengulangi setiap komando sholah dengan suara yang keras. “ini sangat penting, terutama saat ramadhan, ketika banyak jamaah yang datang ke mesjid.”

Mulla percaya bahwa seorang muadzin harus mempunyai beberapa syarat, yang terpenting adalah moral yang baik, dan suara yang bagus, disamping itu pengetahuan islam yang memadai yang akan dapat mendukung tugasnya sebaik-baiknya.

setelah lulus dari Institute of Technical Education di Riyadh pada tahun 1970, Mulla berkerja sebagai guru di Abdullah ibn Al-Zubair Intermediate School. beliau secara resmi ditugaskan untuk menjadi muadzin di mesjdil haram pada tahun 1975. “saya tidak merasa takut ketika pertama berdiri di menara mesjid untuk memanggil sholat” katanya.

ketika ditanya muadzin paling senior di mesjid, dia menjawab, Sheikh Abdullah Basnawi, Abdul Rahman Basamji dan Ahmad Toufik. Dia berkata telah mendapat kehormatan untuk adzan di Mesjid Nabawi madinah. dia berharap anaknya yang tertua Atef akan menggantikan posisinya sebagai Muadzin suatu saat nanti.

1 komentar: