GRAy Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani atau yang akrab disapa Gusti Nurul. |
Pengalaman hidup Gusti Nurul, putri KGPAA Mangkunegara VII (1855-1944), yang terlahir sebagai wanita Jawa keturunan ningrat, menyisakan banyak nasihat dan inspirasi bagi wanita Indonesia.
Mengenyam pendidikan di istana tak lantas membuat pemikiran Gusti Nurul menjadi konservatif. Sebaliknya, dia justru berpikiran jauh ke depan.
Hal ini pula yang membuat didikan Gusti Nurul kepada anak-anaknya dapat dijadikan panutan oleh para ibu di masa modern.
Dalam buku Gusti Noeroel, Mengejar Kebahagiaan, dijelaskan bahwa Gusti Nurul menanamkan nilai-nilai luhur pada anak perempuannya, KRAy Paramita Wiyarti.
"Saat sebelum Mita menikah, aku menitip pesan yang tolong diperhatikan betul. Satu jangan mau dimadu. Dua, jika seumpama suamimu tinggal di kolong jembatan, kamu harus selalu ikut. Tiga, jika punya rumah sendiri, adik perempuanmu tidak boleh ikut serumah," ujar Gusti Nurul.
Kemudian, Gusti Nurul juga menuangkan pikirannya untuk anak perempuannya.
"Aku ingatkan pada Mita, wanita tidak boleh lupa, dia ditakdirkan untuk mendampingi pria. Jadi, sesibuk apa pun wanita, tetap harus menjaga garis belakang dalam kehidupan keluarga. Dia harus tetap melahirkan anak-anaknya dan mengasuhnya, tetap harus meladeni dan menjunjung tinggi martabat suaminya," tulisnya.
Demikianlah pesan Gusti Nurul. Meski memiliki pemikiran modern, dia tetap mengingatkan anak perempuannya untuk selalu mengenang kodrat saat menjadi seorang istri dan ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar