Muzoon Almallehan (17), remaja korban perang Suriah, memberikan pesan soal pentingnya pendidikan pada wanita di dunia.
Remaja perempuan korban perang Suriah, Muzoon Almellehan (17), memberikan pidato di konfrensi "Supporting Syria and the Region," yang dilaksanakan di London, Inggris, Kamis (4/2/2016).

Almellehan yang disebut "Malala dari Suriah'' berpesan pada dunia, "Anak perempuan perlu pendidikan. Orang tua mereka berpikir melindungi anak perempuannya. Namun, pendidikan adalah perlindungan terbaik bagi anak perempuan. Jika ibu tak diedukasi bagaimana dia membantu anaknya? jika anak muda tak dididik, siapa yang membangun negara?" ujar Almallehan.

Lalu, Almallehan yang bercita-cita menjadi jurnalis ini mengatakan, "Aku berbagi pesan yang sama dengan temanku Malala, pendidikan adalah kekuatan," pungkasnya. 

"Pendidikan adalah masa depan. Pendidikan membuat kita menjadi siapa yang kita inginkan. Suriah tak lagi akan sama dengan sebelum perang. Aku harap dapat menjadi lebih baik. Maukah kalian menolong kami? Maukah kalian mendanai pendidikan untuk membuat harapan dan mimpi kami menjadi nyata?," urainya.

Almellehan bersama keluarganya adalah korban dari perang Suriah. Mereka tinggal di pengungsian berlokasi di Jordania selama tiga tahun hingga akhirnya berhasil pindah ke Inggris. 

Sepak terjangnya mengenai nasib wanita di negara perang, mulai dikenal saat tinggal di tenda pengungsi Za'atari. 

Almallehan meyakinkan orangtua pengungsi untuk tetap menyekolahkan anak perempuan mereka, ketimbang menikahkan anak di usia yang masih terbilang sangat muda. 

Almellehan juga dikenal bersahabat baik dengan Malala Yousafzai, sejak keduanya bertemu di tahun 2014 silam. 

Yousafzai bahkan mengundang Almellehan sebagai tamu spesial ketika dirinyaa menerima penghargaan Nobel.

KOMPAS

Pesan Penuh Haru dari Remaja Korban Perang Suriah untuk Dunia

Muzoon Almallehan (17), remaja korban perang Suriah, memberikan pesan soal pentingnya pendidikan pada wanita di dunia.
Remaja perempuan korban perang Suriah, Muzoon Almellehan (17), memberikan pidato di konfrensi "Supporting Syria and the Region," yang dilaksanakan di London, Inggris, Kamis (4/2/2016).

Almellehan yang disebut "Malala dari Suriah'' berpesan pada dunia, "Anak perempuan perlu pendidikan. Orang tua mereka berpikir melindungi anak perempuannya. Namun, pendidikan adalah perlindungan terbaik bagi anak perempuan. Jika ibu tak diedukasi bagaimana dia membantu anaknya? jika anak muda tak dididik, siapa yang membangun negara?" ujar Almallehan.

Lalu, Almallehan yang bercita-cita menjadi jurnalis ini mengatakan, "Aku berbagi pesan yang sama dengan temanku Malala, pendidikan adalah kekuatan," pungkasnya. 

"Pendidikan adalah masa depan. Pendidikan membuat kita menjadi siapa yang kita inginkan. Suriah tak lagi akan sama dengan sebelum perang. Aku harap dapat menjadi lebih baik. Maukah kalian menolong kami? Maukah kalian mendanai pendidikan untuk membuat harapan dan mimpi kami menjadi nyata?," urainya.

Almellehan bersama keluarganya adalah korban dari perang Suriah. Mereka tinggal di pengungsian berlokasi di Jordania selama tiga tahun hingga akhirnya berhasil pindah ke Inggris. 

Sepak terjangnya mengenai nasib wanita di negara perang, mulai dikenal saat tinggal di tenda pengungsi Za'atari. 

Almallehan meyakinkan orangtua pengungsi untuk tetap menyekolahkan anak perempuan mereka, ketimbang menikahkan anak di usia yang masih terbilang sangat muda. 

Almellehan juga dikenal bersahabat baik dengan Malala Yousafzai, sejak keduanya bertemu di tahun 2014 silam. 

Yousafzai bahkan mengundang Almellehan sebagai tamu spesial ketika dirinyaa menerima penghargaan Nobel.

KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar