Besarnya Cinta Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A. Kepada Nabi Muhammad S.A.W |
Abu Bakar berkata “Mengejutkan karena setelah dia mengatakan demikian, dia berkata ‘Hanya satu tanda yang belum kulihat.’ Aku bertanya padanya ‘tanda apa itu?’ Dia berkata ‘tunjukkan perutmu.’” Aku menolak dan bertanya ‘Kau harus memberitahuku dulu, kenapa aku harus menunjukkan perutku?’ Kemudian dia berkata padaku ‘aku membaca di dalam kitab suci, bahwa seorang nabi akan diutus di Haram, dan dua orang akan bersama nabi ini dan menolongnya di sepanjang waktu. Yang satu adalah anak muda, dan yang kedua adalah orangtua paruh baya. Dan untuk orang yang paruh baya, tubuhnya kurus dan punya kulit yang sangat putih. Dia punya tanda di atas perutnya, dia juga punya tanda di paha kirinya. Aku telah melihat semua tanda yang tersembunyi. Tunjukkan aku perutmu.’ Aku menunjukkan perutku dan melihat ada tanda di atas perutku. Dia bersumpah demi Tuhan dari Ka’bah ‘aku bersumpah demi Tuhan dari Ka’bah bahwa kaulah orangnya yang telah disebutkan dalam kitab suci kami.’ Kemudian dia memberiku nasihat yang baik. Dan setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku meninggalkan Yaman dan berjalan menuju Makkah Tul Mukarramah, dan aku menunggu kedatangan nabi terakhir ini.”
Dan ketika dia tahu bahwa nabi terakhir ini tidak lain tidak bukan adalah teman masa kecilnya, yaitu Muhammad bin Abdullah S.A.W. yang telah menerima wahyu dari Allah, maka tanpa keraguan sedikit pun, Abu Bakar R.A. langsung beriman dan mengucapkan kalimat La ilaha ilallah muhammadar rasulullah.
Keimanan yang begitu besar sampai-sampai pada suatu ketika Jibril A.S. turun dari langit dan berkata kepada Nabi Muhammad S.A.W. “Ya Muhammad S.A.W., Allah menyampaikan salamnya padamu, dan Allah berfirman padamu ‘katakan kepada putra Abu Quhafa bahwa Allah S.W.T. meridhoinya.’”
Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. “Setiap orang yang kuundang ke dalam Islam akan mempunyai keraguan atau paling tidak mempunyai pertanyaan tentangku atau Islam. Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang tidak bertanya apapun ketika aku mengundangnya, tidak ada keraguan sedikitpun, dia beriman dan mengucapkan kalimat La ilaha ilallah muhammadar rasulullah.”
Dan karena hal ini, dia diberikan gelar Shiddiq (yang paling jujur dan paling saleh), karena dia tidak pernah sekalipun meragukan sabda Rasulullah S.A.W. sampai-sampai diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad S.A.W. baru saja menggerakkan bibirnya, dan sebelum Nabi Muhammad S.A.W. mengucapkan apa yang ingin disabdakannya, Abu Bakar R.A. langsung berkata “Nabi Muhammad S.A.W. telah berbicara benar.”
Sampai-sampai ketika Nabi Muhammad S.A.W. pergi ber Mi’raj, dalam satu malam Nabi Muhammad S.A.W. pergi dari Makkah Tul Mukarramah, Masjidil Haram, ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, dan dari sana dia naik ke langit, dan kembali. Ketika dia S.A.W. menceritakan kisah ini kepada orang-orang kafir (penyembah berhala), mereka mencemooh dan tidak percaya dengan kata-kata Nabi Muhammad S.A.W., sampai-sampai orang yang imannya lemah keluar dari Islam dan tidak mau percaya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Dan orang-orang kafir tahu bahwa Nabi Muhammad S.A.W. mendapatkan dukungan penuh dari Abu Bakar R.A. dan dialah satu-satunya yang membela Nabi Muhammad S.A.W. di sepanjang waktu. Jadi mereka datang dan menceritakan kisah ini kepada Abu Bakar R.A. “Ya Abu Bakar, apakah kau tahu apa yang dikatakan temanmu? Dia berkata dalam satu malam dia berjalan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, dan dia kembali dalam satu malam.”
Abu Bakar R.A. menjawab “Jika temanku berkata demikian, maka dia telah berkata benar. Wahai orang-orang kafir, kalian telah datang kepada Abu Bakar hari ini, Demi Allah, aku mempercayainya dalam hal-hal yang jauh lebih besar daripada ini! Aku mempercayai wahyu yang datang kepadanya setiap pagi dan sore dari langit, dan kalian pikir kalian bisa menjauhkanku dari Islam karena dia menceritakan kisah ini? Jika dia telah berkata demikian, maka dia telah bicara jujur.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar