Kisah Sedih Turis Muslim Diusir dari Masjid
Setelah selesai salat, Harris mengaji. Ketika tengah asyik membaca surat An-Nisa ayat 37 surat, tiba-tiba orang Korea tadi masuk dan menyuruh Harris keluar. "Get Out! We are closing!"

Banyak yang tidak menyadari bahwa isu 'masjid ditutup' sebenarnya tidak hanya terjadi di negara asing,. Bahkan di Malaysia dan Indonesia juga.

Kebanyakan masjid-masjid di kedua negara ini yang mengunci pintu utamanya rapat-rapat, setelah menggelar salat jamaah.

Mungkin langkah ini diambil karena ingin menghindari pencurian. Namun bagaimana dengan para musafir yang ingin menunaikan kewajiban mereka?

Wisatawan asal Malaysia, Irshad Harris, membagikan pengalaman sewaktu ingin menunaikan salat Subuh di sebuah daerah di Seoul, Korea Selatan.

Pengalaman Harris sedikit sebanyak membuka mata dan pikiran tentang rumah Allah SWT yang harus selalu terbuka luas untuk umat-Nya. Mudah-mudahan kisah ini menjadi pelajaran buat kita semua

Inilah jawabannya kenapa Islam masih tidak berkembang di Korea Selatan. Harris tiba di Seoul Station tepat jam 04:32 pagi dan melanjutkan perjalanan ke Yongsan Station untuk menaruh tas bawaan. Dia memang punya rencana kembali ke stasiun tersebut petang nanti.

Setelah menaruh tas bawaan di Yongsan Station, Harris bergegas ke Itaewon Station dengan harapan dapat salat berjamaah Subuh di Masjid Itaewon.

Setelah berputar-putar di kota Itaewon yang suhunya mencapai -7 derajat Celcius, Harris belum juga menemukan Masjid Itaewon. Hingga jam 07:15, Harris belum juga menemukan masjid hingga bertemu seorang perempuan Korea yang sepertinya akan berangkat kerja.

"Itaewon Mosque?", tanya Harris, yang dijawab perempuan itu, "Islam Temple? This way and turn right."

Tepat jam 07:30 Harris sampai di Masjid Itaewon. Tak tahu kenapa dia ingin menangis macam melihat Kabah, mungkin karena sudah terlalu letih dan kedinginan.

Dan, di sinilah timbulnya kekecewaan Harris. "Aku punya semangat ingin salat di Masjid Itaewon, bahkan dari Seoul Station aku sudah ambil wudu."

"Satu demi satu anak tangga masjid aku naiki, tak henti-henti mengucap Alhamdulillah. Kemudian terlihat dua orang di depan pintu masjid sedang mengobrol. Seorang warga Korea dan satu lagi seperti orang Pakistan. Mungkin mereka imam dan muazin."

Setelah Harris memberi mereka salam, tiba-tiba salah seorang dari mereka (yang orang Korea) memberitahu bahwa masjid tutup. Harris terkejut.

"Aku katakan 'Subuh prayer'. Dia menjawab 'okay, pray only'. Aku pun melangkah masuk masjid, memang kosong dan yang paling menyenangkan di dalam hangat. Aku lihat ada 2 sajadah di ruang depan, mungkin mereka berdua saja yang salat subuh di masjid pagi ini."

Setelah selesai salat, Harris membuka smartphone dan membaca Alquran, dimulai dari surat An-Nisa ayat 1. Ketika tengah asyik membaca ayat 37, tiba-tiba orang Korea tadi masuk dan menyuruh Harris keluar.

Harris mengira itu hanya gurauan, ternyata memang benar disuruh keluar. Harris hanya bisa pasrah, tapi Harris ingin menuntaskan ayat 37 yang tergantung tadi. Sayangnya, tidak bisa.

Pria Korea itu mengunci pintu masuk yang paling dekat dengan Harris. Dia juga menarik Harris ke dekat pintu dan dengan nada marah menyuruhnya pergi, "Get Out! We are closing!"

Harris hanya bisa memandang mukanya dan rasa-rasanya ingin pukul pria itu. Harris bahkan tak sempat memasang sepatu karena pria itu terus berteriak 'get out!'

Selesai memasang sepatu dalam suhu yang dingin itu, Harris melanjutkan kembali perjalanan ke Itaewon Station sambil menyeka air mata. "Akulah orang yang paling kecewa hari ini," katanya.

Inilah kekecewaan terbesar Harris terhadap Islam di Korea Selatan. Ternyata, gelar 'Islam Temple' terhadap masjid di Korea merupakan kesalahan besar. Karena masjid memang hanya sekadar kuil di mata rakyat Korea dan tempat wisata.

Kebetulan sehari sebelumnya, Harris pergi ke Haedong Yonggusa Temple dan tidak diusir. Dan hari itu, dia pergi ke masjid, dihalau seperti anjing kurap.

Inilah jadinya bila rumah Allah dibuat seperti rumah sendiri, sedang Allah paling senang menerima tamu di rumah-Nya yang bersih lagi suci untuk beribadah. Kita manusia malah mengusir dan melarang orang ke masjid pada waktu-waktu tertentu. Tidak heran orang Korea menyebut masjid Islam Temple.

"Dan bagi aku, inilah salah satu penyebab Islam lambat berkembang di bumi Korea. Bukanlah niatku untuk memperburuk masjid, tetapi sebagai pelajaran juga buat seluruh masjid di Malaysia," katanya.

Kisah Sedih Turis Muslim Diusir dari Masjid

Kisah Sedih Turis Muslim Diusir dari Masjid
Setelah selesai salat, Harris mengaji. Ketika tengah asyik membaca surat An-Nisa ayat 37 surat, tiba-tiba orang Korea tadi masuk dan menyuruh Harris keluar. "Get Out! We are closing!"

Banyak yang tidak menyadari bahwa isu 'masjid ditutup' sebenarnya tidak hanya terjadi di negara asing,. Bahkan di Malaysia dan Indonesia juga.

Kebanyakan masjid-masjid di kedua negara ini yang mengunci pintu utamanya rapat-rapat, setelah menggelar salat jamaah.

Mungkin langkah ini diambil karena ingin menghindari pencurian. Namun bagaimana dengan para musafir yang ingin menunaikan kewajiban mereka?

Wisatawan asal Malaysia, Irshad Harris, membagikan pengalaman sewaktu ingin menunaikan salat Subuh di sebuah daerah di Seoul, Korea Selatan.

Pengalaman Harris sedikit sebanyak membuka mata dan pikiran tentang rumah Allah SWT yang harus selalu terbuka luas untuk umat-Nya. Mudah-mudahan kisah ini menjadi pelajaran buat kita semua

Inilah jawabannya kenapa Islam masih tidak berkembang di Korea Selatan. Harris tiba di Seoul Station tepat jam 04:32 pagi dan melanjutkan perjalanan ke Yongsan Station untuk menaruh tas bawaan. Dia memang punya rencana kembali ke stasiun tersebut petang nanti.

Setelah menaruh tas bawaan di Yongsan Station, Harris bergegas ke Itaewon Station dengan harapan dapat salat berjamaah Subuh di Masjid Itaewon.

Setelah berputar-putar di kota Itaewon yang suhunya mencapai -7 derajat Celcius, Harris belum juga menemukan Masjid Itaewon. Hingga jam 07:15, Harris belum juga menemukan masjid hingga bertemu seorang perempuan Korea yang sepertinya akan berangkat kerja.

"Itaewon Mosque?", tanya Harris, yang dijawab perempuan itu, "Islam Temple? This way and turn right."

Tepat jam 07:30 Harris sampai di Masjid Itaewon. Tak tahu kenapa dia ingin menangis macam melihat Kabah, mungkin karena sudah terlalu letih dan kedinginan.

Dan, di sinilah timbulnya kekecewaan Harris. "Aku punya semangat ingin salat di Masjid Itaewon, bahkan dari Seoul Station aku sudah ambil wudu."

"Satu demi satu anak tangga masjid aku naiki, tak henti-henti mengucap Alhamdulillah. Kemudian terlihat dua orang di depan pintu masjid sedang mengobrol. Seorang warga Korea dan satu lagi seperti orang Pakistan. Mungkin mereka imam dan muazin."

Setelah Harris memberi mereka salam, tiba-tiba salah seorang dari mereka (yang orang Korea) memberitahu bahwa masjid tutup. Harris terkejut.

"Aku katakan 'Subuh prayer'. Dia menjawab 'okay, pray only'. Aku pun melangkah masuk masjid, memang kosong dan yang paling menyenangkan di dalam hangat. Aku lihat ada 2 sajadah di ruang depan, mungkin mereka berdua saja yang salat subuh di masjid pagi ini."

Setelah selesai salat, Harris membuka smartphone dan membaca Alquran, dimulai dari surat An-Nisa ayat 1. Ketika tengah asyik membaca ayat 37, tiba-tiba orang Korea tadi masuk dan menyuruh Harris keluar.

Harris mengira itu hanya gurauan, ternyata memang benar disuruh keluar. Harris hanya bisa pasrah, tapi Harris ingin menuntaskan ayat 37 yang tergantung tadi. Sayangnya, tidak bisa.

Pria Korea itu mengunci pintu masuk yang paling dekat dengan Harris. Dia juga menarik Harris ke dekat pintu dan dengan nada marah menyuruhnya pergi, "Get Out! We are closing!"

Harris hanya bisa memandang mukanya dan rasa-rasanya ingin pukul pria itu. Harris bahkan tak sempat memasang sepatu karena pria itu terus berteriak 'get out!'

Selesai memasang sepatu dalam suhu yang dingin itu, Harris melanjutkan kembali perjalanan ke Itaewon Station sambil menyeka air mata. "Akulah orang yang paling kecewa hari ini," katanya.

Inilah kekecewaan terbesar Harris terhadap Islam di Korea Selatan. Ternyata, gelar 'Islam Temple' terhadap masjid di Korea merupakan kesalahan besar. Karena masjid memang hanya sekadar kuil di mata rakyat Korea dan tempat wisata.

Kebetulan sehari sebelumnya, Harris pergi ke Haedong Yonggusa Temple dan tidak diusir. Dan hari itu, dia pergi ke masjid, dihalau seperti anjing kurap.

Inilah jadinya bila rumah Allah dibuat seperti rumah sendiri, sedang Allah paling senang menerima tamu di rumah-Nya yang bersih lagi suci untuk beribadah. Kita manusia malah mengusir dan melarang orang ke masjid pada waktu-waktu tertentu. Tidak heran orang Korea menyebut masjid Islam Temple.

"Dan bagi aku, inilah salah satu penyebab Islam lambat berkembang di bumi Korea. Bukanlah niatku untuk memperburuk masjid, tetapi sebagai pelajaran juga buat seluruh masjid di Malaysia," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar